Oleh : Eyora Jasmine Nan Kinasih
Universitas Amikom Purwokerto
Kehadiran era digitalisasi tidak dapat terelakan bagi bangsa Indonesia. Era digitalisasi membawa berbagai konsekuensi yang sangat luas di berbagai aspek kehidupan manusia, terlebih pada aspek telekomunikasi. Dengan arus informasi yang mudah, cepat dan dapat diterima secara serentak, menjadikan masyarakat harus bertanggung jawab, sadar, cerdas, bijak serta mampu berpikir kritis terhadap dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi di kehidupan sehari-hari. Jika ditelisik, kenyataannya dampak negatif digitalisasi masih mendominasi kehidupan masyarakat Indonesia, berbagai kasus penyalahgunaan internet seperti pelanggaran privasi, bias realitas, ujaran kebencian, radikalisme hingga penyebaran berita bohong atau hoaks. Sejumlah kasus tersebut dapat bermuara pada satu hal yang menjadi urgensi masa kini, yaitu akibat rendahnya literasi digital. Diharapkan masyarakat Indonesia harus mampu beradaptasi pada era digitalisasi, canggihnya teknologi yang ada harus diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara dalam menghindari dampak negatif dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada era digitalisasi ini adalah dengan menerapkan literasi digital dan menjadi pribadi yang literat digital.
Definisi Literasi Digital
Literasi digital diartikan sebagai kemampuan dalam memahami serta menggunakan informasi di berbagai bentuk menurut sumber yang diakses melalui piranti komputer (Paul Gilster, 1997). Glitser mendefinisikan literasi digital secara sederhana sebagai ‘literacy in the digital age’. Maksud lebih mendalam terkait literasi digital adalah sebuah pengetahuan serta kecakapan dalam menggunakan media digital, alat-alat komunikasi atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggali literasi digital, diharapkan masyarakat memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) guna mengkomunikasikan konten atau informasi dengan kecapakan kognitif serta etika, selain itu masyarakat harus memiliki keterampilan teknis dan berfokus kepada aspek kognitif dan sosial emosional dalam lingkungan digital.
Menjadi Literat Digital
Tidak berhenti pada pemahaman terkait literasi digital, selain itu setiap individu masyarakat Indonesia harus mampu menjadi literat digital. Literat digital adalah kemampuan individu dalam memproses berbagai informasi, mampu memahami pesan dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Pada konsep literat digital, bentuk yang dimaksud adalah menciptakan, mengolaborasi, mengkomunikasikan dan bekerja sesuai dengan aturan etika serta memahami kapan dan bagaimana teknologi harus digunakan agar efektif untuk mencapai suatu tujuan. Dengan menjadi literat digital, tentu kita akan tahu bahwa menggunakan teknologi hendaknya dimanfaatkan dengan bijak, kitalah yang harus mampu mengendalikan teknologi, bukan kita yang dikendalikan oleh teknologi. Menumbuhkan kesadaran serta sikap berpikir kritis perlu diterapkan guna memfilter dampak positif dan negatif dari teknologi. Dimulai dari kesadaran diri sendiri terkait pentingnya sikap bijaksana dalam penggunaan teknologi sehingga diharapkan hal baik ini akan mampu disebarkan dan menjadi panutan terlebih bagi generasi selanjutnya. Karena dengan menjadi generasi muda yang handal dalam kompetensi digital tentu akan menjadi unggulan dan mampu bersaing dalam memperoleh pekerjaan, partisipasi demokrasi dan interaksi sosial. Terlebih pada masa memperoleh pekerjaan, proses penyeleksian sumber daya manusia, kini biasanya dilakukan dengan melihat rekam jejak media sosial, oleh karena itu alangkah baiknya untuk mengisi konten di media sosial dengan baik, bijak, bermanfaat dan membawa pengaruh positif lainnya kepada khalayak. Jikalau dosa dalam hidup dapat diampuni oleh Tuhan, sedangkan rekam jejak dalam media sosial itu sulit diampuni atau sulit dihilangkan. Maka dari itu mari kita terapkan sikap hati-hati dan waspada dalam menggunakan teknologi terlebih platform sosial media mana pun.
Elemen Esensial Literasi Digital
Terdapat delapan elemen esensial dalam mengembangkan literasi digital diantaranya yaitu kultural (pemahaman ragam konteks pengguna digital), kognitif (daya pikir dalam menilai konten), konstruktif (reka cipta sesuatu yang ahli serta aktual), komunikatif (memahami kinerja jejaring serta komunikasi digital), kreatif (melakukan hal baru dengan cara yang baru), kritis dalam menyikapi konten dan bertanggung jawab secara sosial (Douglas A.J. Belshaw, 2011).
Strategi Penerapan Literasi Digital di Lingkungan
Lingkungan Keluarga
Literasi digital juga perlu dikembangkan di lingkup keluarga, sekolah dan masyarakat. Pada tingkat keluarga strategi penerapan literasi digital dapat dilakukan dengan sosialisasi internet sehat kepada orang tua, hal ini dapat dilakukan melalui penyuluhan, seminar dan media lainnya, kemudian perlunya peningkatan jumlah dan ragam bahan bacaan bertema teknologi informasi dan komunikasi, baik dalam bentuk media cetak maupun bentuk media digital seperti komputer dan gawai, pemilihan program acara televisi dan radio yang edukatif bagi keluarga serta penggunaan situs dan aplikasi yang edukatif. Pada lingkup keluarga orang tua harus bisa menjadi fasilitator dan pengawas bagi anak-anak dalam menggunakan teknologi, adanya peran kontroling akan menjadi penangkal dampak negatif bagi anak-anak yang tentunya menjadi generasi penerus bangsa. Dalam hal ini secara tidak langsung orang tua pun harus pandai dalam menguasai teknologi dan menyikapi teknologi dengan bijak.
Lingkungan Sekolah
Kemudian pada lingkup sekolah, strategi literasi digital dapat dilakukan dengan penambahan bahan bacaan literasi digital di perpustakaan, baik berupa salinan lunak maupun penyediaan alat peraga, kemudian penggunaan aplikasi-aplikasi edukatif sebagai sumber belajar warga sekolah (Contoh aplikasi: Jelajah Seru, Anak Cerdas dan lain-lain), penyediaan situs-situs edukatif sebagai sumber belajar warga sekolah guna mengembangkan pengetahuan diri terkait dengan pembelajaran (Contoh situs: ruangguru.com, belajar.indonesiamengajar.org) dan pembuatan madding sekolah dan mading kelas, dalam hal ini warga sekolah dapat mengisi konten mading dengan bertemakan hal digital atau memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembuatan karya-karya siswa.
Lingkungan Masyarakat
Dan di masyarakat penerapan strategi literasi digital dapat dilakukan dengan penguatan kapasitas fasilitator seperti meningkatan jumlah partisipasi aktif komunitas, lembaga atau instansi dalam penyediaan jumlah dan variasi bahan bacaan digital di lingkungan publik, melakukan perluasan akses sumber belajar bermutu seperti meningkatkan jumlah pelatihan literasi digital yang aplikatif dan berdampak di masyarakat, melakukan peningkatan pelibatan publik serta penguatan tata kelola.
Indikator Keberhasilan Literasi Digital
Keberhasilan indikator pencapaian dalam bidang pendidikan dan kebudayaan salah satunya dipengaruhi oleh aspek keberhasilan membangun literasi digital. Mengimplementasikan literasi digital akan menciptakan tatanan kehidupan masyarakat dengan pola pikir serta pandangan yang kritis-kreatif. Dengan demikian, masyarakat tidak akan mudah terhasut oleh isu yang bersifat provokatif, informasi hoaks dan kejahatan lainnya yang berbasis digital. Karena pada dasarnya diri kita adalah pengguna digital yaitu yang menggunakan teknologi dalam aktivitas sehari-hari, namun tidak semua individu adalah literat digital. Karena literat digital adalah pengguna digital yang mampu menggunakan teknologi dengan bijak, cerdas, dan patuh terhadap aturan yang ada. Adanya literasi digital ibarat sebuah benteng yang melindungi diri setiap masyarakat dari dampak negatif digitalisasi. Jadi, penerapan literasi digital perlu untuk dikembangkan mulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan negara karena literasi digital termasuk ke dalam bagian pembelajaran sepanjang hayat. Baik dan buruknya suatu pemanfaatan teknologi bergantung kepada setiap individu yang memanfaatkannya. Mari saling menerapkan sikap kebijaksanaan dan kerendahatian untuk menjadi literat digital untuk kemajuan bangsa Indonesia.